ARTIKEL PU STAKAWAN KREATIF DAN INOVATIV

 PUSTAKAWAN KREATIF dan INOVATIV DI ERA INFORMASI

          Masalah crucial yang sedang mengakar menjadi kebiasaan buruk  di masyarakat sekarang ini adalah kurangnya minat baca yang terjadi pada anak-anak , remaja , dewasa dan orang tua, rendahnya minat baca sudah menjadi PR sehari - hari yang masih belum terselesaikan hingga saat ini. Kurangya minat baca itu sendiri akan menyebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu dengan tidak membaca akan menjauhkan dari informasi terbaru sehingga menyebabkan individu tersebut tertinggal dengan individu lainnya. Kurangnya minat baca yang terjadi di Indonesia sangatlah memprihatinkan apabila kondisi tersebut tidak segera ditangani dengan serius, perlu suatu upaya dan tindakan khusus dan kerjasama dari seluruh pihak yang berwenang yakni dari pemerintah, dan juga masyarakat. 
       Bahkan menurut beberapa catatan dari hasil penelitian tentang pemetaan kondisi minat baca masyarakat yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional bersama Perpustakaan Nasional RI tahun 1997 adalah (1) masyarakat Indonesia memiliki minat baca tergolong rendah dibandingkan dengan beberapa Negara ASEAN, dan (2) dominannya budaya tutur sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya kebiasaan dan kegemaran membaca masyarakat Indonesia (Dokumen 2008 belum dipublikasikan). Lebih jauh harian kompas juga mengemukakan bahwa rendahnya minat baca disebabkan oleh faktor budaya/kultur masyarakat yang senang berkumpul untuk mengobrol, menariknya acara-acara yang ditayangkan oleh media elektronik dan langkanya bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembaca (Kompas, 5 Mei 1997, hal: 11)..
      Sehingga rendahnya  minat baca di kalangan masyarakat juga akan  mengakibatkan masyarakat untuk malas pergi ke Perpustakaan. Hal inilah yang menjadi tantangan Pustakawan pada era informasi seperti sekarang ini. Pustakawan harus mempunyai inovasi dan kreatifitas untuk kemudian mampu untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan, dan juga secara contiunitas mendorong minat baca masyarakat melalui program - program dan layanan yang dapat ditawarkan oleh perpustakaan. 
     Menurut UU  No 43 Tahun 2007, Pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pekerjaan perpustakaan . Pada era informasi saat sekarang ini seorang pustakawan harus mampu menyumbangkan kreativitasnya untuk dapat mengubah budaya malas membaca masyarakat dan membuat masyarakat tertarik dan senang pergi ke Perpustakaan. Untuk mewujudkan harapan itu perlunya pengembangan kreativitas dan inovatif yang ada pada diri Pustakawan.
         Dalam berfikir kreatif berarti Pustakawan harus mampu mengubah dan menentukan suatu cara bagaimana mengubah budaya kurang membaca dengan rajin membaca. Ini merupaka suatu tugas pertama yang harus dilakukan oleh Pustakawan. Memang sangatlah berat tugas seorang Pustakawan pada era informasi ini karena Pustakawan dituntut untuk dapat kreatif dan inovatif. Tuntutan ini karena perkembangan informasi sedemikian cepat dan dalam skala waktu singkat.
 Bahkan menurut Beg Dikin (dalam Ziadudin Sardar, 1990: 54), bahwa informasi kini berperan sebagai ruh dari revolusi teknologi. Bilamana teknologi telah memperoleh ruh berupa informasi, maka masyarakat teknologi akan mencapai kematangan secara pola pikir maupun sikap.
         Dalam berfikir kreatif itu sendiri Pustakawan harus mampu mengubah sesuatu yang sudah ada di Perpustakaan menjadi sesuatu yang baru lagi dan diminati oleh masyarakat. Sehingga mendorong masyarakat sendiri untuk dating ke Perpustakaan. Selain itu dalam berfikir inovatif seorang Pustakawan harus mampu menemukan suatu cara untuk membuat Perpustakaan menjadi maju dan berkembang dan diminati oleh user Perpustakaan.
       Untuk dapat berfikir secara kreatif maka perlu pengembangan pribadi seorang Pustakawan. Menurut Safrudin Aziz S.Pd.I, S.IPI., pengembangan pribadi itu dapat dilakukan melalui pertama, pustakawan harus memiliki hasrat ingin tahu yang besar akan kemajuan perkembangan sains dan teknologi. Hal ini diperoleh melalui pengayaan intelektual dan informasi dari berbagai media cetak maupun elektronik. Kedua, pustakawan harus bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Ketiga, keinginan untuk menemukan dan meneliti. Keempat, pustakawan perlu mengembangkan kreativitas dalam kemampuannya menyusun sintesis, analisis hingga cenderung dapat memberikan jawaban yang luas dan memuaskan.  Dari pengembangan pribadi  Pustakawan seperti yang telah disebutkan , diharapkan hal ini dapat mendorong Pustakawan untuk memikirkan sesuatu yang bermanfaat bagi Perpustakaan.
       Dengan berfikir kreativ dan inovatif diharapkan Pustakawan dapat memajukan fungsi Perpustakaan pada era informasi. Selain itu , diharapkan Pustakawan mampu menciptakan produk baru dalam rangka penyediaan layanan yang baik untuk masyarakat. Dalam berfikir inovatif seorang Pustakawan harus mampu menciptakan suatu metode baru mengenai bagaimana membuat suatu pelayanan yang memuaskan untuk masyarakat. Pelayanan yang memuaskan disini maskudnya Pustakawan harus mampu membuat Perpustakaan dapat digabungkan dengan teknologi yang sedang berkembang sehingga dalam pencarian kebutuhan seperti buku dapat menggunakan teknologi. Seperti yang telah berkembang saat ini layanan OPAC , layanan ini menggunakan integritas teknologi digital dan memudahkan dalam pencarian suatu koleksi. Diharapkan dengan keinovatifan yang dimiliki dan ditanamkan dalam diri Pustakawan dapat membuat layanan lainnya yang menguntungkan dan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan Pengunjung Perpustakaan.     
        Sehingga seiring perkembangan zaman , dan kemajuan IPTEK maka perlu pula pembenahan dalam fisik dan jiwa Perpustakaan agar dapat terus berkembang sejajar dengan kemajuan-kemajuan yang ada, dan menjadikan Perpustakaan tidak hanya sekedar sarana untuk membaca , tetapi juga untuk melakukan riset dan penelitian mengenai suatu hal. Membuat Perpustakaan menjadi suatu tempat yang sangat digemari oleh semua strata golongan masyarakat. Sehingga suatu pengunjung merasa nyaman dan aman berada dalam Perpustakaan.
 Selain itu dapat membuat pengunjung Perpustakaan menganggap Perpustakaan sebagai rumah kedua untuk bersosialisasi dan bertukar informasi dalam kehidupan bermasyarakat.










Komentar